Jumat, 16 Desember 2016

Tugas 7 Telaah Kurikulum (07 November 2016)

Tugas 7 Telaah Kurikulum (07 November 2016)


Model Pembelajaran


MULTI KECERDASAN DALAM PEMBELAJARAN
Setiap peserta didik memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan peserta didik dalam belajar didasari beberapa jenis kecerdasan yang ada, yang dikenal dengan multi kecerdasan. Seorang guru perlu memahami berbagai jenis kecerdasan peserta didik, agar dapat menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi dalam menjembatani proses belajar peserta didik.
A.Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Kecerdasan Linguistik merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata dan penggunaan bahasa untuk mengekspresikan dan memberi makna yang kompleks. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, dan penyiar berita.

B. Kecerdasan Logika Matematika (Logical Mathematic   Intelligence)
Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematika. Kecerdasan matamatika biasanya dimiliki oleh para ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer.

C. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)
Kemampuan membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga dimensi seperti yang dilakukan pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek.

D.Kecerdasan Kinestetik Tubuh (Bodily Kinesthetic Intelligence)
Kemampuan seseorang untuk menggerakkan suatu obyek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Kemampuan atau kecerdasan ini dimiliki oleh para atlit, penari, ahli bedah, dan seniman.

E. Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)
Merupakan kecerdasan yang memiliki sensitivitas pada pola titian nada, melodi, ritme, dan nada seperti yang dimiliki oleh komposer, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik, atau seorang pendengar yang sensitif.

F.  Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secera efektif, seperti yang dimiliki oleh guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses. 

G.Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuannya untuk merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang, seperti yang dimiliki oleh ahli agama, ahli psikologi dan ahli filsafat.

H.Kecerdasan Natural  (Naturalistic Intelligence)
Merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan lingkungan alam dan merupakan kecerdasan kedelapan dari kecerdasan yang tidak termasuk teori asli Multiple Intelligences dari Gardner.

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya proses belajar.
Pada penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada Lampiran Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses, II poin C, dinyatakan tentang beberapa model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan digunakan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi di kelas serta untuk mendukung iklim belajar PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Iklim belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan secara optimal multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan iklim belajar PAKEM antara lain:

A.    Project Work
Project work adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya. Model pembelajaran project work sering digunakan untuk program pembelajaran produktif.
Langkah-langkah pembelajaran project work
1.    Perencanaan Project Work
a.   Inventarisasi jenis pekerjaan (job), standar kompetensi dan produk yang dapat dihasilkan.
1)      Inventarisasi Standar Kompetensi Lulusan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi standar kompetensi (SK) yang terdapat dalam kurikulum/silabus.
SK1 …………………………..
SK2 …………….……………..
SK3 …………….……………..
Dst  ….......…………...……….
b.  Inventarisasi Pekerjaan (Job)
Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu: kepada jenis pekerjaan yang ada di kurikulum, Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku, dan atau standar pekerjaan lain yang ada di DU/DI/masyarakat. Setiap kompetensi keahlian pada umumnya memiliki lebih dari satu bidang/jenis pekerjaan yang dapat di isi oleh lulusan.
P.1 ………………………………………….
P.2 ………………………………….………
P.3 …………………………………..…......
Dst.
c.   Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap Pekejaan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengiden-tifikasi produk yang dapat dihasilkan oleh setiap bidang/jenis pekerjaan sehingga peserta didik memilki orientasi produk yang akan dihasilkan pada setiap pembelajaran.
Tabel 1. Daftar Nama Produk Setiap Bidang Pekerjaan
No
Bidang/Jenis Pekerjaan
Nama Produk (barang/Jasa)
1
P1
Pr1
Pr2
2
P2
Pr3
Pr3
3
P3
Pr4
Pr5

d.   Analisis Standar Kompetensi Terhadap Produk (Barang/Jasa)
Hasil inventarisasi standar kompetensi lulusan, bidang pekerjaan, dan produk tersebut, selanjutnya dianalisis standar kompetensi yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap produk dan bidang pekerjaan dengan menggunakan tabel 2.

Tabel 2. Analisis Standar Kompetensi Terhadap Jenis Produk

     Standar
         Kompe-
               tensi
Produk

Kode Standar Kompetensi

SK1
SK2
SK3
SK4
SK5
SK6
SK7
SKn
Pr1





Pr2




Pr3








Prn









Baris pada kolom 1 diisi kode produk (nama barang/jasa), sedangkan kolom berikutnya diisi dengan kode Standar Kompetensi hasil inventarisasi (Kurikulum/Silabus).
Menentukan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk (barang/jasa) dengan memberi tanda cek (√) pada kolom standar kompetensi terkait.
Hasil analisis Standar Kompetensi terhadap Jenis Produk pada tabel 2 dapat dimaknai sebagai berikut.
1.      Produk (Pr1) dapat dikerjakan pada pembelajaran SK1, SK2, SK4
2.      Produk (Pr2 ) dapat dikerjakan pada pembelajaran SK1, SK2, SK3 dan SK 5, demikian selanjutnya untuk Produk yang lain.
3.      Produk (Pr1) dan (Pr2 ) dapat digunakan sebagai pilihan peserta didik sebagai media pembelajaran SK1 dan SK2
4.      Setelah seluruh standar kompetensi teridentifikasi terhadap produk yang ada, maka guru menetapkan alternatif produk yang akan dikembangkan untuk setiap standar kompetensi yang dipelajari. Alternatif produk dapat dipilih oleh peserta didik.
e.    Penetapan Bukti Belajar/Evidence of Learning
Berdasarkan hasil analisis standar kompetensi terhadap produk, guru diminta untuk menetapkan bukti-bukti belajar (Evidence Of Learning) yang akan digunakan sebagi acuan dalam penilaian hasil belajar peserta didik.
2.    Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendekatan Project Work
Pembelajaran dengan pendekatan Project Work  dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.   Guru menyampaikan:
1.      tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2.      strategi pembelajaran dengan pendekatan project work
3.      alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih peserta.
ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta didik untuk setiap judul/nama produk/jasa
4.      menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai dengan judul project work
5.      memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan memanfaatkan lembar bimbingan.
b.  Peserta didik
1.    memilih salah satu judul/nama produk/jasa. Dan menyusun rencana Project Work sesuai dengan judul yang dipilih. Kerangka rencana Project Work sebagai berikut.
1)  LATAR BELAKANG
2)  KEUNGGULAN DAN FUNGSI PRODUK/JASA.
3)  SKETSA/GAMBAR KERJA (jika diperlukan)
4)  BAHAN PRODUKSI
5)  FASILITAS/PERALATAN PRODUKSI
6)  PROSES PRODUKSI
·     RENCANA ANGGARAN BIAYA
·     SASARAN PASAR/KONSUMEN
·     JADWAL PELAKSANAAN
2.    Melakukan proses belajar sesuai dengan proses produksi yang telah direncanakan.
Kegiatan dilakukan sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam proposal di bawah bimbingan dan pengawasan guru. Proses belajar menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang dibuktikan dengan bukti belajar (learning evidence) dan diorganisasi dalam bentuk portofolio.
a.       mengorganisasi bukti belajar sebagai portofolio.
b.      melaksanakan kegiatan kulminasi (presentasi/ pengujian/penyajian/display).
c.       menyusun laporan sesuai dengan pengalaman belajar yang diperoleh.
3.    Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dengan pendekatan project work pada dasarnya adalah penilaian standar kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, kesesuaian produk/jasa, dan kesesuaian waktu pelaksanaan. Komponen project work yang dinilai terdiri dari penyusunan rencana Project Work, pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan, dan kulminasi (presentasi/ pengujian/penyajian/display).
Peserta didik dinyatakan kompeten apabila memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan pada indikator dari setiap kompetensi dasar. Penetapan pencapaian nilai mengacu pada Pedoman Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK.
Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Filosofi pendekatan pembelajaran Quantum dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan kepanjangan dari :
T
=
Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan menunjukkan manfaat dari kompetensi yang dipelajari terhadap kehidupan peserta didik
A
=
Alami, ciptakan dan berikan pengalaman langsung yang dapat dimengerti oleh peserta didik
N
=
Namai, berikan kata-kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, untuk mudah diingat dan dipahami
D
=
Demonstrasikan, sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran
U
=
Ulangi, tunjukkan kepada peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan bahwa “Aku mampu bahwa aku memang mampu”
R
=
Rayakan, akui hasil belajar peserta didik, baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, perolehan keterampilan ataupun ilmu pengetahuan dan beri penghargaan

1.      Pendekatan Pembelajaran Quantum
Kelas merupakan komunitas belajar yang menjadi tempat untuk meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan bagi peserta didik. Kelas merupakan tempat bagi peserta didik mencari dan terbuka terhadap umpan balik, mengalami perubahan, kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar mengakui dan mendukung orang lain, serta belajar dan tumbuh sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) merupakan suatu proses belajar yang holistik, bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan peserta didik sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural). Dengan demikian, mereka memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapatditerapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis CTL
1)      Kerjasama
2)      Saling menunjang
3)      Menyenangkan
4)      Tidak membosankan
5)      Belajar dengan bergairah
6)      Pembelajaran terintegrasi
7)      Menggunakan berbagai sumber
8)      Peserta didik aktif
Guru perlu mengkondisikan dan mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan mengkaitkannya dengan realitas dan kebenaran (konstruktivisme).
Proses belajar lebih ditekankan pada peserta didik yang belajar.
1. Komponen CTL
a.   INQUIRY  (merumuskan masalah)
Bagaimana cara melukiskan suasana kerja di suatu unit kerja? Dapat dilakukan antara lain melalui:
1)      mengamati atau melakukan observasi.
2)      menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan atau gambar.
mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
b.  QUESTIONING ( bertanya)
Questioning dapat diterapkan antara peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Questioning juga dapat dilakukan saat berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika mengamati atau menemui kesulitan.
c.   KONSTRUKTIVISME
Merancang pembelajaran dalam bentuk peserta didik bekerja praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan atau menciptakan ide.
d.  LEARNING COMMUNITY (masyarakat belajar)
Masyarakat belajar dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Materi yang diberikan, antara lain berupa pembentukan kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat atau bekerja dengan kelas di atasnya, dan bekerja dengan masyarakat di lingkungan sekolah.
e.   AUTHENTIC ASSESSMENT (penilaian yang sebenarnya)
1)      Kemajuan belajar dinilai dari proses dan hasil.
2)      Menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap (performansi) yang diperoleh peserta didik.
3)      Penilai tidak hanya oleh guru, tetapi juga bisa teman atau orang lain.
4)      Karakteristik Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dalam bentuk formatif maupun sumatif.
5)      Obyek yang diukur adalah pengetahuan dan keterampilan, bukan sekedar mengingat fakta, bersifat berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan sebagai feed back.
f.   MODELING (pemodelan)
Guru bukan satu-satunya model, tetapi bisa juga model dari peserta didik yang memiliki kelebihan dengan cara mendemonstrasikan kemampuannya atau dari pihak luar yang bertindak sebagai native speaker.
g.  REFLECTION (refleksi)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Realisasi dari refleksi dapat berupa:
1)      pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh peserta didik
2)      Catatan atau jurnal peserta didik.
3)      Kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran
4)      Proses dan hasil Diskusi.
5)      Hasil karya.
D.    Problem-Based Learning (PBL)
1.      Definisi PBL
PBL adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan penyelesaian masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Barrows & Tamblyn:
“…the learning which result from the process of working towards the understanding of, or resolution of a problem.” (Barrows & Tamblyn, 1980).
Sebagai model pembelajaran, PBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
2.   Prinsip Dasar
a.       Pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan.
b.      Masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik untuk mencari solusinya; peserta didik mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelesaikan masalah.
3.   Tujuan PBL
a.       Mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar
b.      Menilai sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari
4.   Beberapa Kelebihan PBL
a.       PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang reflektif, kritis dan aktif.
b.      PBL merangsang peserta didik untuk bertanya dan menggali pengetahuan secara mendalam.
c.       PBL mencerminkan sifat alamiah pengetahuan, yaitu: kompleks dan berubah-ubah sesuai kebutuhan, sebagai respons terhadap masalah yang dihadapi.
5.   Kompetensi yang dikembangkan
a.       Beradaptasi dan berpartisipasi dalam perubahan.
b.      Mengenali dan memahami masalah serta mampu membuat keputusan yang beralasan dalam situasi baru.
c.       Menalar secara kritis dan kreatif.
d.      Mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau menyeluruh.
e.       Mempraktikkan empati dan menghargai sudut pandang orang lain.
f.       Berkolaborasi secara produktif dalam kelompok.
g.       Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menemukan cara untuk mengatasi kelemahan diri; self-directed learning.
6. Karakteristik Masalah PBL
a.       Masalah dapat berupa tugas melakukan sesuatu, pertanyaan atau hasil identifikasi dari keadaan yang ada di sekitar peserta didik.
b.      Masalah berupa tugas yang tidak memiliki struktur yang jelas sehingga merangsang peserta didik untuk mencari informasi untuk memperjelasnya.
c.       Masalah harus cukup kompleks dan ambigu sehingga peserta didik terdorong untuk menggunakan berbagai strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan berpikir.
d.      Masalah harus bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik termotivasi mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan masalah dan mengujinya secara praktis.
7.   Sumber Pembelajaran
a.       Bahan bacaan, baik yang disediakan secara langsung maupun yang ada di sekitar tempat belajar.
b.      Informasi dari narasumber (dijelaskan sekilas dan berdasarkan pertanyaan peserta didik).
c.       Lingkungan dan hasil uji coba praktis.
d.      Sumber-sumber lain yang dapat diakses peserta didik.
8.   Metode dalam PBL
a.       Diskusi kelompok.
b.      Belajar mandiri (individual).
c.       Eksperimen kelompok.
d.      Observasi gejala dan wawancara terhadap narasumber.
e.       Komparasi dengan hasil-hasil penyelesaian masalah yang sudah ada.
9.   Karakteristik Kelompok
a.       Peserta didik dibagi secara acak.
b.      Jumlah anggota kelompok berkisar antara 5-8 orang.
c.       Heterogen (latar belakang dan kemampuan cukup beragam).
d.      Waktu kerja disesuaikan dengan jadwal belajar dan kesediaan anggota kelompok.
10. Peran Guru
a.       Guru berperan sebagai fasilitator
b.      Menyusun ‘trigger problems’
c.       Guru juga dapat berperan sebagai narasumber terutama utk informasi yang sulit diperoleh dari sumber lain
d.      Memastikan jalannya proses pembelajaran dan setiap anggota kelompok terlibat
e.       Melakukan evaluasi
11. Langkah-langkah PBL
a.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b.      Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c.       Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.      Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
e.       Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

E.     MODEL MENGAJAR INQUIRY TRAINING
1.   Pengertian
Model mengajar Inquiry Training adalah model pembelajaran yang diarahkan untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan intelektual yang terkait dengan penalaran sehingga mampu merumuskan masalah, membangun konsep dan hipotesis serta menguji untuk mencari jawaban
2.   Langkah-Langkah Kegiatan Belajar
a.       Fase satu, mengidentifikasi masalah
b.      Fase dua: mengumpulkan informasi yang dilihat dan dialami terkait dengan masalah 
c.       Fase tiga , mengelompokkan data:
1)      Memisahkan variabel-variabel yang relevan.
2)      Membuat hipotesa tentang hubungan-hubungan penyebab.
d.      Fase empat, mengorganisasikan data dan memformulasikan suatu paparan.
e.       Fase lima, menganalisis strategi inquiri dan mengembangkan model pembelajaran yang lebih efektif.

F.      Model Bermain Peran (Role Playing)
1. Pengertian
Model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan analogi tentang situasi permasalahan kehidupan yang sebenarnya.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
a.       Fase pertama  memotivasi kelompok dengan
mengidentifikasi dan menjelaskan masalah, menginterpretasikan; mengekplorasi isu-isu, menjelaskan peran.
b.      Fase kedua, memilih peran.
c.       Fase ketiga, menyiapkan pengamat.
d.      Fase keempat, menyiapkan tahap-tahap peran.
e.       Fase kelima, pemeranan.
f.       Fase keenam, diskusi dan evaluasi.
g.      Fase ketujuh, pemeranan ulang.
h.      Fase kedelapan, diskusi dan evaluasi.
i.        Fase kesembilan, membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar